Siaran Pers
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Riau
Pekanbaru, 25 Juni 2022—Sempena hari jadi Kota Pekanbaru ke 238, WALHI Riau mengingatkan kepada pemerintah dan DPRD Kota Pekanbaru untuk fokus dalam menyusun perencanan kota yang berkelanjutan dan inklusif. Perencanaan kota, khususnya tata ruang, menjadi penting guna mencegah kerusakan lingkungan dan mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial.
Ahlul Fadli, Koordinator Media dan Penegakan Hukum WALHI Riau, mengatakan bahwa hingga saat ini kebijakan pemerintah kota masih minim dalam pemulihan lingkungan serta kurangnya penyediaan ruang publik khususnya kawasan hijau. Merujuk dokumen Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pekanbaru 2018-2022, ada 8 Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan total luas 1.778,29 ha atau 2,82 persen dari luas Kota. Angka ini tentu jauh dari pemenuhan kebutuhan RTH untuk kawasan kota sebesar 20 persen.
“Harusnya dengan pesatnya pembangunan diimbangi dengan drainase atau ruang terbuka yang memadai untuk menyerap air. Kondisi ini diperparah dengan kebijakan buruk dalam pengelolaan sampah,” kata Ahlul.
WALHI Riau menilai penanganan banjir dan perencanaan pembangunan tidak kunjung menunjukkan perbaikan. Menurut Ahlul, dengan curah hujan yang cukup tinggi, pemerintah seharusnya bisa memperhatikan daerah mana yang belum memiliki wilayah serapan air serta menyiapkan drainase atau saluran air agar mengurangi genangan atau banjir.
Untuk penanganan persoalan sampah, WALHI Riau mendorong Pemerintah Kota untuk membuat kebijakan pengurangan dan pembatasan plastik sekali pakai. Hingga saat ini, kantong plastik masih menjadi salah satu penyumbang terbanyak untuk sampah dan sumber polusi di Kota Pekanbaru. Selain itu WALHI Riau juga berharap pemerintah dapat memperbaiki manajemen pengelolaan sampah yang saat ini masih kacau.
Even Sembiring, Direktur WALHI Riau, mengungkapkan kebijakan RTH, tata kota, dan pengelolaan sampah membuat banjir makin sering terjadi dan keindahan kota rusak. Even menegaskan jika pertumbuhan sebuah kota tidak terkendali, maka akan berdampak pada ketahanan iklim. Penyempitan saluran air, timbulan sampah, pencemaran sungai, dan kurangnya wilayah resapan air akan turut memperparah dampak perubahan iklim yang sudah dirasakan di kota Pekanbaru, seperti banjir. “Jika dampak tersebut tidak ditanggulangi maka akan berimbas pada menurunnya kualitas hidup dan keindahan lingkungan kota,” kata Even.
Memperingati usia Kota Pekanbaru yang makin tua ini, WALHI Riau mengajak pemerintah dan masyarakat untuk makin prihatin dan sadar akan pentingnya merawat kota supaya bersih dan aman. Even mengingatkan bahwa lingkungan yang bersih dan sehat adalah hak kita semua. “Kita harus bersama-sama memulihkan Kota Pekanbaru sebagaimana ada dalam slogannya sebagai ‘Kota Bertuah’ yaitu bersih,” pesan Even Sembiring.
Narahubung:
Ahlul Fadli: +6285271290622