Setelah kunjungan Presiden Jokowi ke Desa Sungai Tohor membangkitkan semangat warga untuk membangun desanya tidak tertinggal para generasi muda. Posisi Desa Sungai tohor yang strategis menjadi jalur perdangangan ke wilayah Singapura dan Malaysia. Transportasi umum yang menjadi andalah warga berupa speedboat dengan jadwal 2 sampai 3 kali sehari.
Antusias masyarakat untuk menyambut kedatangan Presiden Jokowi di Desa Sungai Tohor sudah terlihat sehari sebelum kedatangan. Masyarakat yang berasal dari desa tetangga berdatangan ke Desa Sungai Tohor menanyakan perihal kebenaran kabar kedatangan orang nomor satu di Indonesia itu. Â Malam hari yang biasanya sepi dari aktifitas warga menjadi malam yang paling meriah karena setiap warga tidak sabar menunggu esok hari.
Kedatangan Presiden Jokowi menjadikan Desa Sungai Tohor pusat perhatian, tidak hanya daerah hingga ibukota sibuk mencaritahu dimana Desa Sungai Tohor ini. Sungai Tohor sebagai daerah penghasil sagu dengan kualitas terbaik. Sagu menjadi berkualitas karena tumbuh dengan kayu alam.
Kunjungan Presiden ke Desa Sungai Tohor bagian dari kegiatan blusukan asap. Blusukan asap ini bertujuan meninjau lokasi kebakaran hutan dan lahan yang diakibatkan oleh PT National Sago Prima (NSP). Kebakaran hebat ini mengakibatkan lumpuhnya ekonomi dan transportasi dibeberapa wilayah Provinsi Riau dan sekitarnya. Selain itu kunjungan ini juga melihat potensi sagu masyarakat yang ditanam berdampingan dengan hutan alam.
Pasca kunjungan Presiden yang membuat Sungai Tohor dikenal banyak orang, Desa Sungai Tohor seakan mendapat semangat baru setelah kebakaran yang menghanguskan perkebunan sagu masyarakat. Seluruh lapisan masyarakat kembali mempunyai harapan untuk memajukan desanya tidak terkecuali para generasi muda.
Mereka generasi muda mempunyai harapan besar setelah kedatangan Presiden. Kegiatan menulis yang dilaksanakan pada minggu kedua Desember 2014 ini memberitahukan bahwa mereka bangga dengan desanya dan mempunyai harapan besar akan desanya.
Seperti yang diungkapkan Weli Setia Tuti  siswi MA Darun Na’im melalui tulisannya “Desa Sungai Tohor adalah desa yang membuatku bangga menjadi bagian dari daerah ini”. Besar harapan meraka akar pengolahan sagu di Sungai Tohor dapat berkembang menjadi pengolahan sagu kering namun tetap dijkelola oleh masyarakat agar dapat mengaja kelestarian lingkungan. Sehingga kebutuhan akan tepung sagu tidak lagi didapat dengan cara impor.